Power Teaching adalah
sebuah metode belajar yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Metode ini
cukup menarik, karena mampu meningkatkan atensi dan konsentrasi siswa. Untuk
itu metode belajar ini layak untuk di adopsi oleh para guru di Indonesia.
Adapun
langkah-langkah kegiatan metode belajar Power teaching adalah sebagai berikut :
Langkah pertama disebut dengan
“Class- Yess”. Pada tahap ini guru mengarahkan perhatian siswa pada
kegiatan pemebeajaran dengan mengucap kata “ class “ dengan intonasi tertentu.
Siswa menjawa ucapan dengan kata “ Yess” dengan intonasi kata yang sama
dengan intonasi guru.
Langkah kedua disebut dengan “Micro
Lecture”.
Pada langkah ini guru menyampaikan bahan ajar dalam waktu kurang dari 30 detik.
Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan guru. Guru menuliskan point-poin
yang dirasa perlu di papan tulis.
Langkah ketiga disebut dengan
“Teach-Oke”. Setelah guru melakukan “ micro lecture “ guru mengucapkan
kata “Teach” jika perlu dengan tepuk tanga , siswa menjawab dengan kata “ Oke
“.Setelah menjawab “Oke” siswa mengulang apa yang telah disampaikan guru secara
berhadap-hadapan kepada siswa lain.
Langkah keempat disebut
dengan “Score board “. Pada langkah ini guru melakukan
penilaian terhadap kinerja siswa pada papan tulis yang telah dibuat
tabel dengan dua kolom dimana kolom pertama bagian atas
diberi ikon wajah orang tersenyum sedang kolom kedua bagian di atas
diberi ikon gambar orang sedih.Kolom wajah gembira diberi skor satu jika guru
menilai kinerja siswa dianggap sesuai dengan harapan guru. Sedang kolom kedua
jika kinerja siswa dianggap kurang baik.
Langkah kelima disebut dengan “Hand and
eyes “.
Setelah guru memberi penilaian siswa menanggapi sesuai dengan nilai yang
diperolehnya. Jika ia mendapat penilaian wajah tersenyum siswa meneriakkan kata
“ Oh yeah “ jika perlu dengan tepukkan tangan. Jika mendapat nilai wajah sedih
siswa pura-pura menangis dengan mengusap-usap mata dengan tangan.
Dari angka satu sampai dengan langkah
kelima diulang-ulang sesuai dengan materi yang ingin disampaikan.
Langkah keenam disebut dengan
komprehension Chek. Pada tahap ini siswa diminta mengulang
secara lisan semua materi yang telah disampaikan
oleh guru. Pada saat siswa mengulang materi yang diajarkan, guru berkeliling
melakukan checking terhadap kegiatan siswa.
Metode ini tampaknya sangat tepat untuk mengajarkan materi-materi berkaitan
dengan pemahaman konsep. Dengan pengucapan berulang pada saat “teach-Oke
“ Siswa diharapkan lebih memahami konsep yang diajarkan. Dengan metode ini juga
membangun komunikasi antar siswa.Antusiasme dan konsentrasi dibangun dengan
menggunakan metode ini.
Yang menjadi permasalahan adalah apakah metode ini cocok untuk semua jenjang
kelas. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi materi yang dajarkan banyak
menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode juga menuntut adanya
kesadaran partisipasi peserta didik yang sangat tinggi. Karena ada unsur
bermain pada metode ini juga berpotensi kelas menjadi gaduh dan memancing siswa
untuk bermain-main. Ada kecenderungan metode ini hanya tepat untuk siswa pada
jenjang tingkat dasar.Kelemahan metode ini lebih menonjolkan aktifitas lisan
semata.
Khusus pada mata pelajaran matematika tampaknya metode ini kurang tepat untuk
materi penerapan dan pemecahan masalah mengingat pada materi tersebut
tidak cukup dengan aktifitas lesan semata. Berkaitan dengan materi
pemahaman konsep yang mengajarkan simbol-simbol dan fakta tentunya
metode ini kurang tepat.
Tampaknya tepat adanya ungkapan yang menyatakan tidak ada metode atau model
belajar yang paling bagus. Karena sebuah metode atau model pembelajaran
hanya tepat pada materi dan kondisi tertentu yang mendukung terlaksananya
metode tersebut. Sebagai sebuah metode belajar “Power Teaching “ perlu untuk
dicoba untuk dikembangkan di Indonesia. Power Teaching tampaknya akan menambah
perbendaharaan metode pembelajaran yang sudah ada di Indonesia.
sumber : http://goeswarno.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar