Dirgahayu Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke – 71. Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
The slide is a linking image Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption

Selasa, 01 November 2016

Model Blended Learning



Pembelajaran berbasis e-learning memang memiliki banyak kelebihan tetapi penggunaan format e-learning murni bukanlah hal yang mudah. Ada dampak positif dan negatif apabila pembelajaran secara e-learning ini diterapkan, sehingga perlu adanya bimbingan dari guru dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu ada salah satu model pembelajaran alternatif yang menggabungkan antara e-learning dan classroom learning, yaitu disebut dengan blended learning.

Blended learning adalah suatu model pembelajaran yang mencoba menggabungkan beberapa macam model pembelajaran yang tealh ada. Seiring dengan perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi, terutama dalam teknologi jaringan berupa internet, umumnya model-model pembelajaran yang digabungkan itu berupa model pembelajaran face-to-face (tatap-muka), offline learning dan online learning.
Blended learning adalah penggabungan antara lingkungan pembelajaran secara tatap muka dan pembelajaran berbasis e-learning. Menurut Sitzman dan Ely, pembelajaran menggunakan blended learning dalam kelas dan e-learning menunjukkan rata-rata penimgkatan hasil belajar (Sutopo : 2012).
Menurut Anitah (2009) ada beberapa alternatif model blended learning yang dapat dipilih diantaranya :
Model kelas murni. Pada jenis ini semua kegiatan pembelajaran disampaikan di dalam kelas, tetapi ada tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik yang dapat diakses melalui webs/internet.
Model aplikasi praktis. Peserta didik belajar melalui online learning-pertemuan kelas-online learning-pertemuan kelas untuk ketrampilan-ketrampilan lanjut-pertemuan kelas.
Kegiatan kelas-online learning-ketrampilan lanjutan-aplikasi praktis di lapangan. Pertemuan kelas-pertemuan kelas-aplikasi praktis-e-mentoring-pengalaman lapangan.
Keempat model blended learning tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Implementasi model tersebut dapat dipilih sesuai dengan kondisi sekolah. Dalam penelitian ini akan dipakai model blended learning tipe Model aplikasi praktis.
Harriman dalam Sutopo (2012) menyebutkan keuntungan dari penggunaan pembelajaran blended learning, antara lain :
1.        Peserta didik tidak hanya belajar lebih banyak pada saat sesi online yang ditambahkan pada pembelajaran tradisional, tetapi dapat meningkatkan interaksi dan kepuasan peserta didik.
2.   Peserta didik dilengkapi dengan banyak pilihan sebagai tambahan pembelajaran di kelas, meningkatkan apa yang dipelajari, dan kesempatan untuk mengakses tingkat pembelajaran yang lebih lanjut.
3.       Penyajian data lebih cepat disampaikan bagi peserta didik yang belajarnya menggunakan e-learning.
4.    Tidak hanya belajar satu arah yang berurutan, dengan blended learning peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang diinginkan, serta pengaturan jadwal dan waktu yang fleksibel suatu mata pelajaran.
5.        Biaya yang lebih hemat bagi instansi dan peserta didik.
Banyak kelebihan yang dimiliki blended learning, namun terdapat kekurangannya juga. Sutopo (2012) menyebutkan kekurangan dari model blended learning sebagai berikut:
1.    Keterbatasan pengaksesan komputer dan internet. Kecepatan bandwith terbatas, sehingga sulit untuk mengakses internet secara berkesinambungan tanpa terputus. Beberapa daerah masih mengalami kesulitan untuk mengakses internet, bahkan fasilitas listrik pun masih kurang.
2.   Keterbatasan pengetahuan yang disampaikan menggunakan teknologi. Halaman web tidak dapat menyajikan informasi secara lengkap dengan ukuran resolusi layar komputer yang terbatas. Demikian pula kebiasaan orang yang masih lebih mudah mambaca buku daripada membaca pada layar komputer.
3.  Keterbatasan meningkatkan keterampilan bagi peserta didik. Keterbatasan peserta didik seperti kegiatan  yang harus dilakukan dalam laboratorium. Membuat program, membuat gambar secara manual yang tidak dapat digantikan dengan kmputer sepenuhnya.
Woodall D. Dan McKnight, C. (2011) dalan Pranoto (2014) mengemukakan sintaks Blended Learning atas delapan langkah yaitu :
1.         Prepare me (Persiapan) 
2.         Tell me (Presentasi)
3.         Show me (demonstrasi)
4.         Let me (Latihan)
5.         Check me (evaluasi)
6.         Support me (dukungan/bantuan)
7.         Coach me (membagi pengalaman)
8.         Connect me (Kolaborasi/bergabung dalam kelompok)
Langkah - langkah prepare  me (persiapan), tell me (presentasi) , show me (demonstrasi) , let me (latihan) , check  me (evaluasi) merupakan  langkah-langkah  formal di dalam proses pembelajaran, sedangkan  support me (dukungan/ bantuan), coach me (membagi pengalaman), connect me (kolaborasi/berhubungan dalam kelompok) merupakan langkah - langkah yang lebih informal. Implementasi sintak BL dalam  pembelajaran  adalah  melaksanakan seluruh  sintaks  BL dalam  setiap tatap muka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar