Dirgahayu Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke – 71. Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
The slide is a linking image Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption

Minggu, 30 Oktober 2016

IPA DAN LITERASI AUTENTIK


Perkembangan dunia saat ini semakin bertambah pesat dan penuh dengan tantangan. Banyak negara di dunia ini giat berpacu untuk meningkatkan kemampuannya dalam segala bidang. Namun kunci dari kemajuan suatu bangsa dapat dikatakan apabila bangsa tersebut dapat menunjukkan kemampuan dalam bidang sains dan teknologi. Karena penerapan sains dan teknologi semakin merubah bangsa tersebut ke arah yang lebih revolusioner.


Berbicara masalah sains dan teknologi tidak bisa lepas dari penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA itu sendiri sangat berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam melanjutkan ke jenjang berikutnya maupun yang akan langsung memasuki ke dunia kerja. IPA hakikatnya merupakan hasil dari suatu proses dan produk dari suatu metode ilmiah yang sejauh ini masih dipergunakan. Banyak hasil dari IPA itu sendiri seperti fakta, konsep, prinsip,teori dan hukum. Sedangkan proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah dan cara bersikap. Oleh karena itu IPA dirumuskan secara sistematis, terutama didasarkan atas pengamatan eksperimen dan induksi.
Pendidikan IPA menurut Mudzakir memiliki potensi yang besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini akan dapat terwujud jika pendidikan IPA mampu melahirkan peserta didik yang cakap dalam bidangnya dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kreatif, kemampuan memecahkan masalah, bersifat kritis, menguasai teknologi serta adaptif terhadap perubahan dan perkembangan zaman.
Agar peserta didik  mampu menumbuhkan kemampuan-kemampuan diatas perlu kiranya guru menekankan agar peserta didiknya belajar IPA disertai dengan penguatan literasi autentik. Literasi autentik itu sendiri digambarkan sebagai sistem pengajaran yang mengajak peserta didik dalam satu kelas dikenalkan dengan mulainya pelajaran dengan membaca berbagai macam buku, artikel, esai maupun jurnal kemudian menuliskan berbagai macam isu, permasalahan maupun fakta yang ada dalam bahan bacaan mereka. Kemudian guru mengajukan pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian para peserta didiknya menulis jawabannya dan berbicara (mempresentasikan) di depan kelas.
Pembelajaran tersebut membahas mengenai hal-hal yang mereka baca secara seksama dan terarah setiap harinya, kemudian mereka dilatih untuk berbicara (mempresentasikan) hasil temuan yang ada baik itu fakta, isu kontemporer maupun permasalahan  yang ada dan bagaimana mencari solusi atas permasalahan tersebut. Hal tersebut yang nantinya di galakkan pemerintah dalam penguatan kurikulum 2013.
Kegiatan literasi autentik pada pembelajaran IPA apabila dilandasi dengan pikiran yang terlatih dan mumpuni serta dilakukan secara berulang-ulang maka akan membawa dampak pada kemampuan peserta didik dalam kecakapan membaca, menulis dan berbicara mengenai fakta, teori. Hukum, konsep, permasalahan dan solusi yang berkaitan dengan ilmu IPA itu sendiri. Dan pada akhirnya akan membentuk peserta didik yang berkompeten dalam bidan IPA pada khususnya dan bidang lain pada umumnya.
Selain pengaruh di atas, ada beberapa keunggulan lain dari literasi autentik tersebut diantaranya membawa pembelajaran IPA lebih menyenangkan daripada pembelajaran konvensional, mampu menjadi jalan keluar dari rasa bosan maupun rendahnya intelektualitas yang dirasakan peserta didik, melatih peserta didik untuk terampil, akurat dan efektif dalam menggunakan kata-kata serta merartikulasikan gagasan dengan jelas dan terukur serta kedepannya mampu menambah wawasan sebagai bekal mereka memnuhi tuntunan intelektual dan peluang di jenjang berikutnya, perguruan tinggi, maupun pada tingkat kehidupan yang lebih profesional.
Pada akhirnya marilah setiap guru khususnya guru IPA untuk mencoba menambah kemampuan literasi autentik kita sebagai seorang guru sehingga nantinya mampu membawa peserta didik bertambah juga kemampuan literasi autentiknya. Marilah kita terus membaca, membaca ulang, menulis dan berbicara secara intens.

*)         Nokman Riyanto, S.Pd.Si

            Guru IPA SMP Negeri 2 Bojongsari, Purbalingga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar