Dirgahayu Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke – 71. Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
The slide is a linking image Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption

Senin, 31 Oktober 2016

TEORI ASAM BASA

1.    

Dalam kimia, istilah asam memiliki arti khusus. Terdapat tiga definisi asam-basa yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
a.   Teori Arrhenius
Larutan asam dan basa disebut juga dengan senyawa elektrolit. Senyawa asam basa tersebut banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di dalam air jeruk, mangga, cuka, sabun, amonia, dan lain-lain.
Konsep asam basa oleh Arrhenius :
Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidrogen (H+). Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidroksida (OH-). Dapat disimpulkan bahwa pembawa sifat asam adalah ion H+ dan pembawa sifat basa adalah ion OH. Reaksi ionisasi yang terjadi pada asam dan basa Arrhenius dapat dituliskan sebagai berikut :
HxZ(aq) →xH+(aq)+Zx-(aq)                  (asam)
M(OH)x(aq) →Mx+(aq)+xOH(aq)     (basa)
Beberapa reaksi ionisasi asam basa Arrhenius
Rumus Senyawa                       Reaksi Ionisasi
Asam
HCl                                           HCl → H++ Cl
H2SO4                                       H2SO4 → 2H++ SO42-
CH3COOH                               CH3COOH → CH3COO+ H+
Basa
NaOH                                       NaOH → Na++ OH
KOH                                         KOH → K+ + OH
Al(OH)3                                    Al(OH)3 → Al3+ + 3OH

b.   Teori Bronsted-Lowry
Menurut teori asam basa Bronsted Lowry , asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai  donor proton (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi akseptor proton (penerima proton atau H+).
Atau bisa juga dikatakan bahwa menurut teori asam basa Bronsted Lowry , jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam konjugasi dari basa semula. Secara umum pasangan asam basa konjugasi ini bisa digambarkan sebagai berikut:

Bisa disimpulkan menurut teori asam basa Bronsted Lowry
Asam adalah pemberi/ donor proton (H+)
Basa adalah penerima/ akseptor proton (H+)


c.   Teori Lewis
Konsep asam – basa menurut Bronsted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi – reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara senyawa NH3 dan BF3, serta beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks.
Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam – basa, sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis. Menurut teori asam basa Lewis tersebut, yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron, sedangkan basa Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan elektron. Teori asam basa Lewis ini lebih memperluas konsep asam – basa yang telah dikembangkan oleh Brosted Lowry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar